Rabu, 22 Juli 2009

Sultan Minta Umat Jadikan Masjid 'Pangkal Bertolak'

www.republika.co.id - SLEMAN -- Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono melihat masjid mempuyai peran penting untuk terlibat dalam pembangunan kualitas rohaniyah warga muslim.

Ia tak ingin pembangunan masjid yang dilakukan masyarakat hanya sebatas pembangunan sarana saja, tapi sebaiknya diiringi dengan usaha untuk membangun kualitas umat.

''Kata masjid tidak hanya berarti bangunan tempat shalat, tetapi masjid juga berarti tempat melaksanakan segala aktivitas manusia yang mencerminkan kepatuhan kepada Allah SWT,'' kata Gubernur, kemarin, saat meresmikan Surau Ageng Al Fata di Saren Caturtunggal, Depok, Sleman.

Ketua Panitia Pembangunan Surai Ageng Al Fata, Ir H Wiyono Sumarto, mengatakan surai ini awalnya berukuran 6x6 m2, yang lalu diperluas menjadi 6X10 m2.

Katanya, sejak tahun 2004 surai dibangun ulang menjadi tiga lantai di tanah seluas 248 m2. Hingga selesai, pembangunan ini sudah menghabiskan dana Rp 309.768.000.

Acara peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Sultan HB X, yang saat itu didampingi Wakil Bupati Sleman, Sri Purnomo.

Dalam sambutannya, Sultan mengatakan masjid harus bisa menjadi pangkal tempat muslim bertolak, sekaligus pelabuhan tempatnya bersauh.

Untuk itu, kata Sultan, masyakat juga harus terjun aktif untuk memakmurkan masjid dengan cara menghidupkannya dengan berbagai kegiatan keumatan dan kemasyarakatan di dalamnya.

Selain itu, pengurus-pengurus masjid juga harus kreatif mengemas berbagai kegiatan aktual di masjid-masjid, terutama bagi remaja masjid, agar mereka bisa mengaktualisasikan diri menghadapi era masa depan yang penuh tantangan.

Kata Sultan, pembangunan sebuah masjid saat ini terkesan baru merupakan sarana saja, sehingga ke depan masih dibutuhkan pembangunan mental ruhaniyah manusia muslimnya, yang kemudian dapat berdampak pada terwujud tatanan masyarakat yang sejahtera lahir batin.

Sultan juga mengingatkan bahwa lembangunan aspek manusia menjadi lebih penting, sebab merekalah yang akan menjadikan masjid sebagai sarana pengembangan diri, dan menghambakan lepada al Khaliq.

Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Sleman mengatakan banyak pembangunan bidang keagamaan dan kehidupan umat beragama di Kabupaten Sleman telah menjadi program Pemkab.

Kata Wabup, dalam pengembangan bidang agama Pemkab Sleman terus berupaya untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang agamis, penuh kerukunan yang dinamis dan umat yang partisipatif dalam membangun daerah.

''Dan syukur Alhamdulillah sampai saat ini kehidupan beragama di Kabupaten Sleman cukup dimamis dan harmonis,'' kata Sri Purnomo.

Ia mengatakan dari lebih satu juga pendukuk kabupaten ini, 90,3 persen diantaranya beragama Islam. Sisanya, Kristen 2,74 persen dan Katolik 6,6 persen, Hindu 0,15 persen dan Budha 0,09 persen. yoe/ahi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar